Dalam siklus pengelolaan limbah organik, Transformasi limbah kotoran menjadi kompos merupakan langkah penting menuju keberlanjutan. Pupuk, sementara awalnya dianggap sebagai produk sampingan dari pertanian ternak, memegang potensi luar biasa sebagai pupuk untuk memasok nutrisi ke tanah. Namun, Karena kelembaban tinggi, Anda tidak dapat membuat satu ton kompos dari satu ton limbah kotoran. Kemudian, berapa banyak kompos yang dibuat dari 1 ton limbah organik? Itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis kotoran, metodologi pengomposan, dan kondisi lingkungan.

Mengapa kami tidak bisa menghasilkan 1 ton kompos dari 1 ton limbah organik?

Pengomposan adalah proses alami yang memecah bahan organik menjadi kondisioner tanah yang kaya nutrisi. Ekspedisi proses ini bergantung pada aktivitas mikroorganisme yang menguraikan bahan organik di hadapan oksigen. Limbah kotoran, menjadi kaya akan bahan organik, adalah kandidat yang sangat baik untuk kompos. Belum, aktivitas mikroorganisme untuk Pengomposan Limbah Organik Juga perlu mengkonsumsi air. Selain itu, Panasnya yang dihasilkan akan menguap air sambil membunuh zat berbahaya di pupuk kandang. Karena itu, Output kompos kurang dari bahan pupuk kandang.
Berapa rasio output limbah organik terhadap pupuk kompos?
Secara konservatif, Proses pengomposan dapat menghasilkan a 40% ke 60% Pengurangan berat awal limbah kotoran. Pengurangan ini terutama disebabkan oleh hilangnya kelembaban dan kerusakan bahan organik. Karena itu, dari satu ton (sekitar 907 Kilogram) limbah kotoran, orang bisa berharap untuk menyerah di antara 360 ke 544 Kilogram kompos dalam kondisi khas. Rasio pupuk pupuk organik terhadap kompos adalah tentang 3:1.


3 Faktor yang mempengaruhi pembuatan kompos
Jenis kotoran
Ternak yang berbeda menghasilkan kotoran dengan berbagai karakteristik. Misalnya, Kotoran ayam lebih kaya dalam nitrogen dibandingkan dengan kotoran sapi, yang memiliki kandungan serat yang lebih tinggi. Perbedaan ini mempengaruhi proses pengomposan dan volume kompos yang dihasilkan.
Kondisi kompos
Efisiensi pengomposan tergantung pada mempertahankan kondisi optimal seperti seimbang Rasio karbon-ke-nitrogen, Aerasi yang tepat, kelembaban, dan suhu. Penyimpangan dari kondisi ini dapat mempercepat atau menunda proses pengomposan limbah organik dan mempengaruhi hasil.
Penambahan agen bulking
Sering, Kotoran dicampur dengan agen bulking seperti jerami atau chip kayu untuk meningkatkan struktur tumpukan kompos dan mengoptimalkan aliran udara dan retensi kelembaban. Penambahan ini dapat mengubah volume produk kompos akhir.
Sebagai kesimpulan, Rasio konversi limbah organik dengan pupuk kompos 3:1. Yaitu, Anda bisa menghasilkan 360 ke 544 kilogram kompos dari 1 ton limbah organik. Output kompos yang tepat tergantung pada material dan kelembaban. Setelah fermentasi pupuk aerobik, Kelembaban bahan kompos adalah tentang 30%. Anda selanjutnya dapat membuat kompos menjadi pelet, ada berbagai Granulator Kompos untuk pilihan Anda.